Rabu, 14 Maret 2012

Visit The West on East 2012 (Part.1)

Malaysia - Macau - Hong Kong - Shenzhen - Singapore - Batam 
3 Maret 2012 
Lokasi : Kuala Lumpur - Malaysia
Oleh : GHP

Saya tertarik untuk menjelajahi ketiga daerah ini (walau masih dalam satu negara tapi beda kurs mata uang dan pemerintahan) ketika mbak Claudia Kaunang menerbitkan bukunya “ 2 juta keliling Macau, Hongkong dan Shenzhen”, dan baca blog dari http://jejakvicky.wordpress.com/ (makasih mbak atas ceritanya) dan kesempatan itu pun di dukung oleh Air Asia dan Tiger Airways yang ngasih promo yang pas buat kantong para Travelpacker (kalo gunain Backpacker, rasanya "berdosa" deh, karna keseringan makan di KFC dan MC Donald disana :) ).

Travelpacker kali ini rencananya di ikuti oleh sekitar 6 orang teman kantor, tapi karena berbagai alasan dan kendala yg menghadang, kami pun hanya berdua yang positif berangkat. Perjalanan ini di mulai dari Malaysia,. ya.. mau ngak mau, harus mau lagi mengunjungi Kuala Lumpur, karena tiket promo Air Asia menuju Macau hanya via KL. saya pun mengambil tiket Air Asia dari Pekanbaru menuju Kuala Lumpur pada penerbangan Sabtu 3 Maret 2012, sambil menunngu teman dari Makasar yang sampai di KL hari minggu, saya berencana  mau mengunjungi beberapa tempat yang belum sempat dikunjungi pada backpackeran sebelumnya.
Sesampai di Bandara LCCT KL, saya menuju Marry Brown, restoran fast food seperti KFC, untuk santap siang mengawali perjalanan ini, setelah itu menuju Mushalla yang berada dekat peron bus yang menuju KL Sentral. selesai shalat, saya langsung naik bus Sky Bus yang berada di peron 1 dan menunjunkkan print out pemesanan melalui www.airasia.com kepada kondektur bus. Perjalanan dari LCCT ke KL Sentral memakan waktu 1 jam, sesampai di KL saya langsung naik LRT dari KL Sentarl menuju Pasar Seni untuk check in di The Backpacker Traveller Inn ( www.backpackerskl.com ), hostel ini berada di sebelah jalan Petalling Street, china town nya kuala lumpur.
Setelah check-in, tujuan pertama saya adalah Mesjid Negara Kuala Lumpur. Mesjid ini berada dekat dekat LRT Pasar Seni, berjalan kaki sekitar 10 menit. 
Mesjid ini walau biasa saja, tapi rapi dan bersih, membuat kita nyaman berada didalamnya ditambah taman dan kolam airnya yg kalo malam dipenuhi dengan gemerlap lampu berbagai warna. disamping mesjid ini terdapat sebuah bangunan yang merupakan makam para pahlawan Malaysia.
Setelah puas berfoto-foto ria di sekitaran Mesjid ini, saya pun menuju stasiun LRT untuk melanjutkan ke Menara Kuala Lumpur, ini merupakan menara telekomunikasi malaysia sekaligus dijadikan objek wisata,. dari stasiun Monorail Raja Chulan, kita jalan kaki sekitar 1 KM untuk menuju kesana, menara ini berada di atas bukit nanas, dari bawah ada shuttle bus gartis untuk menuju ke pintu masuknya. tiket masuk standar sampai Observation Desk adalah RM 40, dari sini kita dapat melihat kuala lumpur 360 derjat.
saya sengaja kesana sore, biar bisa menikmati view KL di malam hari,..

Setelah puas berfoto-foto, saya mengunjungi "kembali" Twin Tower petronas, karena lokasinya 'keliatan' dekat dari Menara KL, saya pun memutuskan untuk jalan kaki, ternyata jalan yang saya tempuh cukup jauh sekitar 3 km, setelah berfoto2 di menara kembar saya menuju hostel dengan LRT dan sebelum itu beli Roti Boy di stasiun LRT untuk bekal makan malam. setelah sampai hostel langsung  istirahat dengan dikelilingi oleh para bule-bule yang sama backpacker. Zzzzzz.......

Sabtu, 19 November 2011

The Backpacker 2011

JELAJAH TANAH MELAYU 19 S.D. 27 November 2011 PKU-KL-SG-BTM-PDG-PKU

Kamis, 21 Oktober 2010

Sejarah Korea

Dinasti Joseon, Chosŏn, Chosun, Choseon (Juli 1392 – Agustus 1910), adalah sebuah negara berdaulat yang didirikan oleh Yi Seong-gye yang pada saat ini menjadi Korea. Dinasti Joseon bertahan selama 5 abad lebih. Pendirian Joseon terjadi setelah lengsernya Dinasti Goryeo yang beribukotakan di Gaeseong dan kemudian berpindah ke Hanyang. Wilayah Dinasti Joseon diperluas sampai batas Sungai Yalu dan Duman di paling utara setelah berhasil menaklukkan bangsa Jurchen. Joseon merupakan dinasti Konfusius yang terlama memerintah di dunia. Setelah pendeklarasian Kekaisaran Korea tahun 1894, masa kekuasaan dinasti ini berakhir saat dimulainya penjajahan Jepang tahun 1910.

Pendiri Joseon adalah Yi Seong-gye yang diangkat jadi Raja Taejo. Ia adalah seorang anggota klan Yi dari Jeonju yang melakukan kudeta terhadap Raja Woo dari Goryeo. Yi Seong-gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap bajak laut Jepang yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini Gaeseong) ke Hanseong dan mendirikan istana Gyeongbok tahun 1394. Suksesi secara patrilineal dari Raja Taejo tidak pernah terputus sampai zaman modern. Penguasa terakhir, Sunjong, atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai kepala negara pada tahun 1910. Penerus garis keturunan raja dari Dinasti Joseon pada saat ini hanyalah keturunan dari Yeongchinwang (Putra Mahkota Uimin) dan Uichinwang (Pangeran Uihwa) yang merupakan adik Sunjong.

Selama rezimnya, Joseon memimpin penuh Korea, menganut paham Konfusianisme dan menerapkannya dalam masyarakat, mengimpor dan mengadopsi kebudayaan Tionghoa. Pada saat inilah Korea mencapai kegemilangan dalam bidang budaya, literature, dan ilmu pengetahuan. Namun demikian Joseon mengalami kemunduran serius di akhir abad ke-16 sampai awal abad ke-17 akibat invasi Jepang dan invasi Dinasti Qing. Hal itu menyebabkan Joseon mulai menjalani kebijakan isolasi terhadap dunia luar sehingga dikenal sebagai Kerajaan Pertapa. Joseon perlahan membuka diri pada abad ke-18, namun menghadapi perselisihan internal, tekanan asing, serta pemberontakan dalam negeri sehingga menjelang akhir abad ke-19, Joseon mulai kehilangan kecakapannya. Pada tahun 1895, Joseon dipaksa menandatangani dokumen kemerdekaan dari Dinasti Qing setelah kemenangan Jepang dalam Perang Sino-Jepang Pertama serta Perjanjian Damai Shimonoseki. Pada tahun 1897-1910, Joseon secara umum dikenal sebagai Kekaisaran Korea untuk menandakan bahwa Joseon tidak lagi berada dalam kekuasaan Dinasti Qing. Kekaisaran Jepang mengakhiri era Dinasti Joseon pada tahun 1910 saat Raja Gojong dipaksa menandatangani Perjanjian Aneksasi Jepang – Korea.
Masa Dinasti Joseon telah meninggalkan warisan yang sangat berpengaruh bagi wajah Korea modern; etiket dan norma-norma budaya, perilaku bermasyarakat, dan juga bahasa Korea modern dan dialeknya berakar dari pola pemikiran tradisional periode ini.

Awal perkembangan

Di akhir abad ke-14 M, dinasti Goryeo yang berusia 400 tahun yang didirikan Wang-geon tahun 918 lengser, fondasinya melemah akibat perang yang berkepanjangan dan penjajahan de facto oleh Kekaisaran Mongol. Dalam tubuh kerajaannya sendiri juga mengalami perselisihan dikarenakan tidak hanya penguasanya gagal mengendalikan secara efektif kerajaannya, namun juga dianggap tercemari oleh generasi-generasi dari perkimpoian paksa dengan anggota keluarga Kekaisaran Mongol dan keluarga rival (bahkan ibu dari Raja Woo adalah rakyat biasa, yang membuat tersebarnya rumor yang meragukan keturunannya dari Raja Gongmin. Dalam kerajaan, kelompok para bangsawan, jenderal, bahkan perdana menterinya terpecah-pecah dalam partai berbeda yang tujuannya mencari kekuasaan semata. Dengan meningkatnya serangan bajak laut Jepang dan kelompok Sorban Merah, kekuasaan kerajaan mulai didominasi oleh 2 kelompok bangsawan, Bangsawan Sinjin dan Bangsawan Gwonmun, serta seorang jenderal yang dapat menangkis ancaman asing; Jenderal berbakat Yi Seong-gye dan rivalnya Choe Yeong.

Menyusul berdirinya Dinasti Ming dibawah pimpinan Zhu Yuanzhang yang karismatik (Kaisar Hongwu), kekuasaan dalam tubuh Goryeo terpecah ke dalam faksi-faksi yang saling berkonflik yaitu kelompok yang dipimpin Jenderal Yi (pendukung Ming) dan Jenderal Choe (di posisi Mongol). Ketika utusan Ming tiba di Goryeo tahun 1388 (tahun ke-14 rezim Raja Woo) untuk meminta pengembalian teritori utara Goryeo kepada Ming, Jenderal Choe menggunakan kesempatan itu untuk melakukan invasi terhadap Semenanjung Liaodong (Goryeo mengklaim sebagai penerus kerajaan kuno Goguryeo dan menginginkan untuk mengembalikan kejayaannya dengan mengambil alih Manchuria). Jenderal Yi yang dapat dipercaya dijadikan pemimpin invasi, namun pada saat mencapai Pulau Wuihwa di Sungai Yalu, ia memberontak dan memimpin balik pasukan ke ibukota Gaegyeong, melakukan pembunuhan terhadap Jenderal Choe dan para pengikutnya. Ia memulai kudeta terhadap Raja Woo dan mengangkat putranya, Raja Chang pada tahun 1388. Karena usaha restorasinya gagal Jenderal Yi membunuh mantan Raja Woo dan Raja Chang lalu memaksa raja baru naik tahta, yakni Raja Gongyang. Setelah memaksakan kekuasaanya secara tidak langsung melalui raja boneka, Yi mulai bersekutu denagn Bangsawan Sinjin seperti Jeong Do-jeon dan Jo Jun. Sebagai jenderal de facto Goryeo, ia membuat Undang-Undang Gwajeon yang secara efektif bertujuan untuk menyita tanah dari tuan tanah kaya dan kelompok bangsawan konservatif Gwonmun, lalu membagi-bagikannya kepada pendukungnya di kelompok Sinjin. Pada tahun 1392 (tahun ke-4 rezim Raja Gongyang), putra ke-5 Yi, Yi Bang-won, demi kesetiaanya pada ayahnya memerintahkan 5 orang untuk mengeksekusi seorang bangsawan pendukung rezim lama bernama Jeong Mong-ju di Jembatan Seonjuk dekat ibukota. Tahun yang sama, Yi menuruntahtakan Raja Gongyang, mengasingkannya ke Wonju dan naik tahta. Dinsati Goryeo berakhir setelah 500 tahun berkuasa.

Penghapusan sisa-sisa Goryeo

Pada awal kekuasaan Yi Seong-gye, sekarang Raja Taejo, berniat melanjutkan penggunaan nama Goryeo untuk negara dan secara sederhana mengubah garis kekuasaan untuk keturunannya, lalu tetap melanjutkan 500 tahun kekuasaan Goryeo. Namun dengan banyaknya ancaman dari kelompok pro-rezim sebelumnya, yakni kelompok bangsawan Gwonmun, Raja Taejo akhirnya melakukan reformasi besar seluruh sistem dengan nama dinasti Joseon pada tahun 1393.

Dengan deklarasi kekuasaan baru, kerajaan sekarang menemui masalah dengan sisa-sisa keturunan dari keluarga Wang. Raja Taejo dan pejabatnya merasa bahwa legitimasi kepemimpinannya selalu dipermasalahkan oleh sisa-sisa anggota keluarga Goryeo, mereka harus menekan pemberontakan massa atau justru membahayakan kursi kepemimpinan mereka yang baru. Akhirnya, Raja Taejo menyuruh perdana menterinya Jeong Do-jeon memerintahkan semua keluarga Wang pergi ke pantai barat dan mengasingkan mereka semua ke pulau Ganghwa, dimana mereka diharapkan dapat hidup tenang dan jauh dari pemerintahan. Namun semua rencana itu rupanya jebakan, pada saat berlayar kapal dengan sengaja ditabrakkan ke karang sampai tenggelam bersama seluruh penumpangnya. Konon berdasarkan cerita rakyat beberapa anggota yang selamat dan mencapai daratan, mengganti nama marga mereka, Wang (王), menjadi Ok (玉) untuk menyembunyikan keturunan mereka.

Setelah seluruh sisa keluarga dari Goryeo disingkirkan, Raja Taejo menginginkan ibukota baru. Walau Gaegyeong telah menjadi ibukota pemerintahan selama lebih dari 400 tahun, adalah tradisi untuk dinasti baru memindahkan ibukota ke lokasi baru menurut cara faengshui dan geomansi. Gaegyeong (kini Gaeseong di Korea Utara) dianggap sudah kehilangan energi untuk dijadikan pusat pemerintahan. Hasilnya, 3 tempat terpilih sebagai calon ibukota baru: kaki gunung Gyeryeong serta kota Muak dan Seoul. Lokasi di kaki gunung Gyeryeong ditolak setelah diketahui memiliki tanah yang kurang bagus dan kurangnya sarana komunikasi, sementara Muak dipertimbangkan serius sebelum akhinrya Raja Taejo memutuskan Hanyang sebagai tempat yang paling tepat. Hanyang dapat dengan mudah dicapai dari darat dan laut, berpusat di tengah-tengah semenanjung Korea dan dalam sejarahnya tempat ini dahulu selalu diperebutkan Tiga Kerajaan karena tanahnya yang subur. Selama berabad-abad Hanyang dipercaya adalah tempat yang penuh aliran energi geomansi yang baik. Ia bergunung-gunung di utara dan berbukit-bukit di selatan sebagai pelindung, dan diantaranya terdapat dataran lapang sehingga memenuhi kriteria poros utara-selatan. Hanyang dijadikan ibukota resmi tahun 1394 dan nama formalnya adalah Hanseong. Istana dibangun di kaki gunung Bugak. Wilayah yang dihuni harimau ini secara cepat dibangun dengan jalan, gerbang, jembatan, perumahan, fasilitas publik dan 5 istana besar yang semuanya diselesaikan tahun 1394. Sebelum berakhirnya pertengahan abad ke-15, semua fasilitas kota telah diselesaikan dan berjalan dengan baik.

Perselisihan awal

Raja Taejo punya 2 orang istri, yang keduanya memberikan putra. Istri pertamanya, Ratu Sinui, telah lebih dulu meninggal saat penggulingan Goryeo, namun ia melahirkan 6 orang anak laki-laki. Istri Raja Taejo setelah penobatan adalah Raja Sindeok, yang melahirkan 2 orang putra. Ketika dinasti yang baru disahkan dan memerintah negeri, Taejo memilih untuk mengangkat salah seorang penerusnya. Walau putranya yang ke-5 dari Ratu Sinui, Yi Bang-won telah berjasa besar dalam membantu sepak terjang ayahnya, namun sebenarnya Yi Bang-won bermusuhan dengan 2 tokoh penting raja dalam kerajaan, perdana menteri Jeong Do-jeon dan Nam eun. Kedua pihak, Yi Bang-won dan perdana menteri memelihara kebencian dan saling merasa terancam.

Ketika jadi jelas Yi Bang-won adalah penerus kerajaan, Jeong Do-jeon menggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi keputusan raja agar memilih penerus dari putranya yang paling ia sayangi, bukannya dari yang paling cocok untuk menduduki jabatan raja. Pada tahun 1392, putra ke-8 raja (putra ke-2 dari Ratu Sindeok), Pangeran Besar Ui-an (Yi Bang-seok) ditunjuk sebagai Pangeran Penerus Kerajaan. Setelah kematian tiba-tiba ratu, dan suasana istana masih diliputi duka, Jeong Do-jeon berkonspirasi untuk mengeliminasi Yi Bang-won dan saudara-saudaranya guna menyelamatkan posisinya di istana. Mengetahui akan hal ini, Yi Bang-won bertindak dan membunuh Jeong Do-jeon, para pengikutnya, serta 2 orang putra raja dari mendiang ratu Sindeok. Insiden ini dikenal sebagai Perselisihan Pertama Pangeran. Melihat kenyataan putranya saling membunuh guna mendapat kursi raja, dan secara psikis menderita akibat kematian istrinya, Raja Taejo segera menaiktahtakan putra keduanya, Yi Bang-gwa menjadi Raja Jeongjong sebagai penerusnya. Setelah itu ia pergi menyepi ke Hamhung di utara.

Salah satu usaha Jeongjong sebagai raja adalah mengembalikan lagi ibukota ke Gaeseong, dimana ia merasa lebih nyaman. Sementara Yi Bang-won, yang masih tidak puas dengan kenyataan kakaknya naik tahta, mulai mencalonkan diri sebagai Saudara Pangeran Penerus Kerajaan, gelar tradisional untuk saudara raja yang ditunjuk sebagai penerus raja jika raja yang berkuasa tidak punya calon pengganti. Bagaimanapun juga usahanya dilawan oleh putra Taejo ke-4, pangeran Yi Bang-gan, yang juga ingin menduduki jabatan raja. Tahun 1400, ketegangan antara faksiYi Bang-won dan faksi Yi Bang-gan meningkat menjadi konflik besar yang dikenal sebagai Perselisihan Kedua Pangeran. Akibat perselisihan ini Raja Jeongjong mengasingkan Yi Bang-gan ke Tosan dan mengeksekusi mereka yang melawan Yi Bangwon. Dengan penuh intimidasi, Raja Jeongjong segera mencalonkan Yi Bang-won sebagai penerus dan secara sukarela turun tahta. Tahun yang sama, Yi Bang-won naik tahta Joseon sebagai Raja Taejong. Tahun 1401, Dinasti Joseon mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Ming.

Di awal rezim Taejong, Mantan Raja Besar, Taejo, menolak untuk memberikan stempel kerajaan guna mengesahkan legitimasi kepada Taejong. Merasa tidak mendapat dukungan sang ayah yang tidak mengakuinya sebagai pemimpin de jure akibat kematian saudara-saudaranya yang ia akibatkan, Taejong mengirim beberapa utusan ke Hamhung. Salah seorangnya adalah Bak Sun, teman masa kecilnya untuk meminta stempel itu. Bagaimanapun juga Taejo yang masih tidak memaafkan anaknya memerintahkan para pengawal menghabisi setiap utusan yang datang. Insiden ini kemudian dikenal dengan Kasus dari Utusan Hamhung, dan istilah utusan Hamhung masih digunakan hingga kini untuk menyebut seseorang yang pergi bertugas namun tidak pernah pulang tanpa kabar.



pakaian korea pada jaman kerajaan



Konsolidasi kekuasaan

Karena ayahnya tidak mau mewariskan stempel kerajaan sebagai tanda sah, Taejong mulai membuat kebijakan yang ia percaya dapat mebuktikan kepandaian dan haknya dalam memimpin. Salah satu usahanya adalah menghapus hak-hak khusus yang dinikmati para pejabat dan bangsawan kerajaan guna memelihara kemiliteran negara. Pencabutan hak-hak isitimewa mereka untuk memperkuat militer secara efektif memperlemah kemampuan para pejabat untuk melakukan pemberontakan, dan juga secara dramatis meningkatkan jumlah orang yang masuk ke militer.

Usaha Taejong selanjutnya adalah memperbaiki undang-undang yang terdahulu yang berkaitan dengan pajak kepemilikan tanah. Walau banyak dari para bangsawan yang diuntungkan dari kebijakan Raja Taejo yang mendistribusikan properti dari bangsawan Gwonmun kepada kelompok Sinjin. Namun bangsawan Sinjin menghindari pajak dengan sengaja menyembunyikan tanah-tanah yang mereka beli. Kebijakan Taejong menginvestigasikan kepemilikan tanah di tahun 1405 mengakhiri praktik semacam itu. Dengan penemuan tanah-tanah yang tersembunyi ini, pendapatan nasional meningkat 2 kali. Selain itu Raja Taejong memulai survei populasi untuk pertama kalinya di tahun 1413 dan memerintahkan untuk mendokumentasikan klan atau nama keluarga, tempat kelahiran atau kematian, tanggal lahir dan kematian terhadap semua pria Joseon. Semua pria diatas usia 16 tahun, dari kelas manapun di dalam masyarakat, diharuskan oleh hukum membuat tablet kayu yang merekam nama, tanggal lahir, dan informasi lainnya. Banyak ahli sejarah modern menganggap kebijakan ini berguna sebagai sistem identifikasi sosial warga Joseon dan juga dapat mencegah pria lari dari tugas dan kewajiban militer.

Pada tahun 1392 (tahun ke-2 Raja Jeonjong), Taejong memainkan peran penting dalam menghentikan Sidang Dopyeong, dewan dari adminstrasi pemerintahan lama yang melakukan monopoli dalam istana selama tahun-tahun akhir Dinasti Goryeo dan membentuk Departemen Euijeong, cabang baru dari adminstrasi pusat yang dikendalikan raja. Setelah melakukan dokumentasi subjek dan kebijakan perpajakan, Raja Taejong membuat kebijakan baru dimana semua keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen Euijeong-lah yang sah dengan pengesahan dari raja. Kebijakan ini mengakhiri cara lama dimana para pejabat kerajaan membuat keputusan melalui debat dan negosiasi sementara raja hanya sebagai pemerhati saja. Cara ini labih jauh melibatkan sang raja dalam administrasi dan meningkatkan pengaruh kekuasaannya. Setelah itu Taejong kembali membentuk satu lagi kantor pemerintah, yaitu Kantor Sinmun, untuk menerima kasus-kasus dimana rakyat menerima perlakuan tidak adil atau dieksploitasi oleh para pejabat dan bangsawan.

Selama masa pemerintahan Taejong, ketegangan yang meningkat antara kelompok Buddhis dan pengikut paham Konfusius menjadi masalah, jadi pemerintahan baru memutuskan untuk mengubah paham negara menjadi Konfusius. Pemberlakuan sistem kelas sosial ketat dimulai sejak era ini, dimana kelas bangsawan (yangban) menempati posisi tinggi. Pada tahun 1443 abjad Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong. Sebelumnya semua kalangan terpelajar menggunakan sistem penulisan hanja, dimana digunakan karakter Tionghoa sebagai teks. Sedangkan bahasa penulisan digunakan sistem hanmun yang didasarkan pada bahasa Tionghoa Klasik untuk dokumen-dokumen resmi.

Bagaimanapun juga, dengan hadirnya hangeul, penggunaan hanja dan hanmun tidak berhenti. Para bangsawan terpelajar yang mampu menulis dan membaca hanja, tidak sudi menggunakan hangul. Hangul mulai populer menjelang akhir abad ke-19, dan penggunaan hanja dan hanmun mulai menurun sejak pertengahan abad selanjutnya.


suasana di dalam istana korea jaman dahulu



Sistem Hierarki

Selama era Joseon, sistem administrasi yang tersentralisasi dilaksanakan berdasarkan sistem konfusius oleh yangban. Yangban berarti 2 kelompok kelas, dan terdiri atas kelompok militer dan birokrat. Untuk menjadi yangban harus melewati ujian-ujian, namun kadang-kadang putra bangsawan yang dihormati diberikan hak khusus. Seluruh negeri mengadopsi sistem kelas sosial ketat, dengan raja (wang) di puncak, bangsawan (yangban) dibawahnya, chungin atau pegawai pemerintahan berada dibawahnya lagi, lalu populasi rakyat jelata atau sangmin yang umumnya berprofesi sebagai petani, pekerja dan nelayan berada di bawah kelas chungin. Kelas sangmin dikenai pajak Cho (租)•Po (布)•Yuk (役). Seringkali pajak berat dan kasus korupsi para birokrat menyebabkan kerusuhan. Semua sangmin dapat mencapai posisi yangban, namun posisi kelas birokrat tidak bisa diwariskan, sedikit dari mereka yang dapat mengatur waktu dan uang guna mengikuti ujian-ujian.

Pada dasar piramid, adalah kelas cheonmin atau kelas budak. Perbudakan di Joseon adalah warisan keturunan, namun dapat pula diberlakukan sebagai hukuman legal. Ada kelas budak yang dimiliki oleh pemerintah atau pribadi, dan pemerintah dapat menjual budak kepada rakyat kelas atas. Budak milik pribadi mewariskan keturunan yang juga budak. Selama masa panen yang buruk, banyak dari kelas sangmin yang sukarela menjadi budak demi bertahan hidup. Budak pribadi juga dapat bebas jika mereka mampu membayar. Dalam era Joseon 30% – 40% populasinya adalah kelas budak. Mereka dianggap mengerjakan pekerjaan kasar seperti tukang daging, dan pembuat sepatu.

Sistem hirarki sosial Joseon diwariskan dari zaman Goryeo. Pada abad 14 – 17, sistem ini mencapai masa puncaknya. Pada abad 18 – 19, kelas atas bertambah dengan pesat dan sistem ini mulai longgar dan alkhinya dihapuskan secara resmi tahun 1894. Dalam masyarakat modern sekarang, beberapa keluarga masih mengenali dan menghormati garis yangban mereka.

Iptek dan budaya

Era Joseon mengalami 2 periode perkembangan budaya yang signifikan, beberapa karya budaya yang dihasilkan adalah Upacara Teh (Dado), arsitektur taman Korea, dan banyak karya cemerlang lain. Banyak benteng, pelabuhan dagang dan istana yang dikonstruksikan.

Perdagangan

Sejak zaman Goryeo, bangsa Korea sudah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Arab, Tionghoa, dan Jepang. Pelabuhan dagang besar Joseon yang ramai oleh pedagang internasional contohnya di Pyongnam. Produksi lokal Korea seperti kain brokat, perhiasan, ginseng, perak, kain sutera dan porselen memikat pedagang asing. Namun, akibat diubahnya paham negara menjadi Konfusius dan untuk menghapus pengaruh Buddhisme yang diwariskan dari zaman Goryeo, keramik hijau (cheongja) khas Goryeo digantikan dengan produk keramik putih (baekja) khas Joseon yang tidak disukai para pedagang Tiongkok dan Arab. Selain itu bidang perdagangan menjadi kurang diperhatikan karena negara sedang giat memajukan bidang pertanian. Kebijakan membayar upeti secara rutin kepada Tiongkok memaksa Joseon untuk menghentikan produksi barang-barang mewah seperti emas dan perak dan hanya mengimpor produk-produk penting dari Jepang. Karena dijadikan mata uang di Tiongkok, perak memainkan peran penting dalam hubungan dagang Joseon-Ming.



pakaian kerajaan, pakaian keseharian, dan pakaian pria Korea

Kejatuhan Kekaisaran Korea

Pada abad ke-19, ketegangan mulai meningkat antara Tiongkok dan Jepang, mecapai puncaknya dalam Perang Sino Jepang Pertama (1894-1895). Ironisnya sebagian besar dari perang ini terjadi pada wilayah semenanjung Korea. Setelah Restorasi Meiji, Jepang maju pesat dengan bantuan teknologi militer barat. Kekaisaran itu memaksa Joseon menandatangani Perjanjian Ganghwa pada tahun 1876. Jepang kembali menancapkan kukunya ke tanah Korea demi mencari sumber daya alam dan bahan pangan dengan membangun kekuatan ekonmi di semenanjung, suatu tanda dimulainya ekspansi ke Asia Timur.

Dengan kekalahan Tiongkok tahun 1894 dalam perang akhirnya mencapai kesepakatan dalam Perjanjian Shimonoseki antara kedua belah pihak, yang digunakan sebagai alasan untuk membebaskan Korea dari pengaruh Qing. Kemudian Joseon membangun Gerbang Kemerdekaan dan berhenti membayar upeti kepada Qing. Terjepit akan 3 kekuatan besar, Raja Gojong merasa perlu untuk mempertahankan integritas nasional dan akhirnya pada tahun 1897 mendeklarasikan Kekaisaran Korea. Ia mengganti gelar menjadi kaisar guna menyatakan kemerdekaan negerinya. Secara tidak langsung, 1897 merupakan tahun berakhirnya periode Joseon, namun secara resmi masih memimpin Korea meskipun tahun 1895 Jepang mengacaukan istana dengan pembunuhan Maharani Myeongseong oleh mata-mata bernama Miura Goro. Tahun 1910 secara resmi era Dinasti Joseon berakhir bersamaan dengan jatuhnya Korea ke dalam jajahan Jepang.

Kombinasi efek dari Perang Opium di selatan dan serbuan tentara Jepang di utara terhadap Tiongkok membuat Jepang semakin menyadari bahwa Korea adalah batu pijakan penting ke Tiongkok, seperti Makau dan Hong Kong yang direbut Portugis dan Inggris.


Foto terakhir keluarga kerajaan Korea

Penjajahan Jepang

Dalam seri Pertempuran Port Arthur di tahun 1905, Jepang melibas Rusia tanpa ampun. Sebelumnya Rusia dan Tiongkok adalah payung Korea dan melindunginya dari invasi langsung, namun akibat kekalahan Rusia dan jatuhnya Tiongkok ke tangan Jepang, tinggallah Korea yang nasibnya bergantung pada belas kasihan Jepang.
Dengan berakhirnya Perang Russo-Jepang 1904-1905 dalam kesepakatan dalam Perjanjian Portsmouth, jalan Jepang ke Korea semakin terbuka. Setelah menandatangani Perjanjian Portektorat tahun 1905, Korea menjadi protektorat Jepang dengan gubernur Jenderal pertama adalah Ito Hirobumi. Hirobumi tewas tahun 1909 di Harbin setelah dibunuh nasionalis Korea, Ahn Jung-geun. Peristiwa ini menyebabkan Jepang menjajah Korea tahun 1910.

Setelah melakukan invasi dan aneksasi secara de facto tahun 1910, para Pangeran dan Putri Kekaisaran Joseon dipaksa meninggalkan Korea ke Jepang guna menikah atau belajar.

Pewaris Tahta Kekaisaran, Putra Mahkota Uimin, menikah dengan Putri Yi Bang-ja (d/h Nashimoto), dan memiliki 2 putra, Pangeran Yi Jin dan Yi Gu. Kakak Uimin, Pangeran Ui memiliki 12 orang putra dan 9 putri dari berbagai istri dan selir.

Putra Mahkota Uimin kehilangan statusnya di Jepang saat berakhirnya Perang Dunia II dan kembali ke Korea tahun 1963 setelah diundang Pemerintah Korea Selatan. Ia menderita struk saat pesawatnya mendarat di Seoul dan dibawa ke rumah sakit. Ia tidak pernah sembuh dan meninggal tahun 1970. Kakaknya, Pangeran Ui meninggal tahun 1955 dan rakyat Korea secara resmi menganggap kematiannya adalah akhir dari garis keluarga kerajaan.

Baru-baru ini,Yang Mulia Pangeran Yi Seok, putra dari Pangeran Gang (putra ke-5 Gojong) dan 2 orang lain, mengaku sebagai penerus tahta kerajaan. Sekarang ia adalah seorang profesor di Universitas Jeonju, Korea Selatan.
Kini, banyak keturunan anggota keluarga kerajaan tinggal di Amerika Serikat dan Brazil, diluar Korea.

Makam-makam anggota keluarga terdahulu dapat ditemukan di Yangju. Berdasarkan tulisan yang tertulis di batu nisan, keluarga kerajaan terakhir adalah keturunan Raja Seongjeong (raja ke-9). Gunung dan tanah itu dimiliki salah seorang anggota keluarga bernama Yi Won (lahir 1958).


pakaian adat wanita Korea Semasa kekaisaran





Semasa kekaisaran

Hwangje (皇帝
황제), kaisar, dengan formalitas pyeha (陛下
폐하; Yang Mulia Kaisar)

Hwanghu (皇后
황후), Maharani (istri), dengan formalitas Yang Mulia Maharani.

Hwangtaehu (皇太后
황태후), Ibu Suri

Taehwangtaehu (太皇太后
태황태후), Ibu Suri senior, nenek Kaisar

Hwangtaeja (皇太子
황태자), Putra Mahkota Kaisar, dengan formalitas jeonha (殿下
전하; Yang Mulia)

Hwangtaeja-bi (皇太子妃
황태자비), Putri Mahkota istri Putra Mahkota, dengan formalitas Yang Mulia

Chinwang (親王
친왕), Pangeran putra kaisar, dengan formalitas Yang Mulia

Chinwangbi (親王妃
친왕비), Putri istri pangeran, dengan formalitas Yang Mulia

Gongju (公主
공주), Putri Kaisar, anak perempuan Kaisar dan Maharani, dengan formalitas Yang Mulia

Ongju (翁主
옹주), Putri Kaisar, anak kaisar dengan, dengan formalitas Yang Mulia


pelataran kerajaan

Kumpulan Busana Kerajaan Korea

Pakaian wanita ini biasanya dikenakan oleh seorang Ratu atau setingkat, dilambangkan dengan warna merah yang khas. Sedangkan Ibu Suri biasanya warna kuning sedangkan selir biasanya warna hijau. Yang sama hanyalah simbol negara yang berupa naga emas. hiasan yang dikenakan di ikat dada juga lebih kompleks. Selain itu hiasan di sanggul yang lebih semarak. Sebenarnya, ada versi lain dari pakaian seperti ini, yaitu rambut yang disanggul melinggar, dengan disisipkan balok warna merah (yang aku bilang seberat 7 kilo itu :nohope

pakaian ini biasanya dikenakan oleh Putri atau Selir Kaisar. Ketauan mencolok dengan pakaian ratu ‘kan?




Kumpulan Busana Kerajaan Korea (Cowok)

Kalau pakaian seorang kaisar biasanya warna merah mencolok dengan lambang kerajaan berupa naga emas yang amat rumit. Topinya tinggi, di atas bagian belakang seperti ada setengah lingkarannya (ngga tau namanya apa) ikat pinggang yang juga dari emas di perbatasan antara dada dan perut. Ada beberapa tipe dalam pakaian ini, kadang bisa warna emas kadang bisa warna merah.

Pakaian seorang pangeran biasanya warna hitam, namun dengan corak naga emas yang sama. Yang membedakan hanya warna. Namun biasanya yang pantas menggunakan topi tinggi seperti kaisar ini hanyalah pangeran setingkat Putra Mahkota

pakaian seorang perwira, ataupun pakaian pejuang saat berperang. Topi yang khas dengan hiasan antara lengkungan topi, di belakangnya dihiasi dengan hiasan bulu burung merak, mirip dengan menteri jaman China kuno atau bisa juga dengan hiasan lainnya, mirip umbul2. Senjata yang digunakan bisa samurai atau rapier (samurai tapi dengan gagang pendek, samurai seukuran golok)

topi kecil yang digunakan sebagai ikatan rambut laki-laki ini biasanya digunakan kalau tidur, olahraga (biasanya memanah atau berkuda), atau bersantai


Entah kenapa, topi yang dikenakan seorang menteri korea jaman dulu mengadaptasi topi yang dikenakan oleh menteri China pada masa itu. Topi dengan dua sayap. Logonya pun beda dari Kaisar. Biasanya si… burung Phoenix yang sedang terbang dengan dilatari awan. Semua simbol dirajut dengan benang emas.



Sumber:

http://archive.kaskus.us/thread/1515966/

Minggu, 08 Agustus 2010



Jika lisan kadang tak terjaga,
mata kadang salah memandang,
telinga salah mendengar,
janji kadang terabaikan,
hati kadang berprasangka,
...sikap kadang menyakitkan

walau mata tak sempat bertatap,
walau diri tak sempat menghadap,
walau jemari tak sempat berjabat,
namun hati tetap berucap
Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan
Mohon Maaf Lahir dan Batin.....

Rabu, 04 Agustus 2010

Still waiting...... (or not) .

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untukmemberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanyabertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".
...........................................................................................


Ini untuk : yang baru saja menikah, yang sudah menikah, yang akan menikah dan yang sedang mencari, khususnya yang sedang mencari.

J I K A ........

Jika kamu memancing ikan.....Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu.....
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja.... Karena ia akan sakit olehkarena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang.... Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......
Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat.....


Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh......cukuplah sekadar keperluanmu.......
Apabila sekali ia retak......tentu sukar untuk kamu menambalnya semula......
Akhirnya ia dibuang......
Sedangkan jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi.....

Begitu juga jika kamumemiliki seseorang, terimalah seadanya.....
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa.....
Anggaplah ia manusia biasa.
Apabila sekali ia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya.....akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya.
Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhirnya.....

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi.....yang pasti baik untuk dirimu. Mengenyangkan. Berkhasiat.
Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain....
Terlalu ingin mengejar kelezatan.
Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.
kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan....yang membawa kebaikan kepada dirimu.
Menyayangimu. Mengasihimu.
Mengapa kamu berlengah, coba bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan.
Kelak, kamu akan kehilangannya; apabila dia menjadi milik orang lain kamu juga akan menyesal.

Tetaplah berada pada kesadaran bahwa cinta itu sebagai penghias jiwa, bukan menguasai jiwa. Jadikanlah cinta itu indah sesuai dengan ketentuan agama yang mulia. Oleh karena itu, memahami islam dengan benar adalah kunci utamanya. Pelajari lah tauhid agar memebersihkan karat-karat hati.
Jadikanlah cinta sebagai alat memburu kebahagiaan hakiki. Hiasilah hati dengan cinta sejati yaitu cinta yang dikelola agar benar-benar bermuara dan berlabuh syahdu di dermaga cinta-Nya. Maka cinta lain akan tunduk dan mendahului kecintaan kepada Allah.

“pokok-pokok iman yang paling kuat adalah mencintai karena allah dan membenci karena Allah.”

Wahai manusia idaman, jangan kau merasa risau akan jodohmu. Ketahuilah, seorang yang idaman lagi lembut hatinya, tak akan terpaut hanya dari kecantikannya, manis senyumnya, tutur katanya yang indah namun kelam. Telah terukir satu nama untukmu di garis takdirmu, dan kepribadiannya tergambar oleh kepribadianmu. Tetaplah berjalan diatas jalan yang diridho-Nya, insya Allah dia turut dijalanmu.... ^_^
*berbagai sumber

Sabtu, 22 Agustus 2009

SK GHP No.02

SURAT KEPUTUSAN
GUSTINOF HASE PUTRA
No. 02/SK-GHP/RN-01/2009
Tanggal 01 Ramadhan 1430 H

TENTANG :
Revisi SK GHP No.01/SK-GHP/GN-01/2008
Tanggal 01 Januari 2008

Kepada :

Saudara-saudara ku

di Seluruh Indonesia.

Assalamu'alikum wr..wb..

Pujian hanya bagi ALLAH SWT dan Shalawat beserta salam hanya untuk junjungan kita Rasulullah SAW. ikhwahfillah rahimakumullah

Insya Allah saya yang tersebut dibawah ini:

” G U S T I N O F H A S E P U T R A ”

Panggilan : H A R
TTL : PADANG PANJANG, 26 JANUARI 1988 M
Jenis kelamin : Laki-laki

Memiliki nama pena sebagai berikuti :

" M U H A M M A D A U L I A I L M I "

Panggilan : I L M I
TTL : PADANG PANJANG, 07 JUMADIL AKHIR 1408 H
Jenis Kelamin : Laki-laki


Terima kasih atas perhatiannya.

wassalamu'alikum wr.wb.

Selasa, 17 Maret 2009

Sejarah Yahudi - Israel

Kisahnya itu kita mulai dari sini :

Sebelumnya mereka adalah bangsa yang terlunta-lunta tanpa tempat tinggal. Tak satu pun bangsa lain di dunia ini yang rela ditumpangi karena khawatir prilaku licik mereka yang selalu kelewatan. Kelicikan ini didukung pula oleh kecerdasannya yang konon memang lumayan. Akibat tersohornya kelicikan ini sampai-sampai bangsa Jerman sempat berhasrat untuk melenyapkan mereka dari muka bumi.

Yahudi. Ya merekalah si Yahudi itu.

Lalu entah darimana tiba-tiba mereka teringat dengan [konon] tanah para leluhurnya yang dulu-dulu sekali itu (yaitu daerah palestina plus sekitarnya sekarang). Opininya adalah tanah itu merupakan tanah nenek moyang yang mereka akui dari keturunan Musa as dulu. Duh, padahal kita tahu ajaran musa sendiri mereka khianati.

Lalu dirancanglah skenario itu.

Dengan dibantu oleh bangsa-bangsa lain yang ketakutan tanahnya sendiri direbut oleh si Yahudi ini maka strategi licik itu dimulai. Mulanya sempat tanah yang ditentukan itu adalah dataran brazil sekarang, argentina dan uganda dan sampai akhirnya mereka memutuskan daerah palestina saja. Apalagi mereka bisa menggunakan alasan historis dan kitab suci untuk merebut daerah palestina plus-plus tersebut.

Penguasa di palestina saat itu pada mulanya sangat kuat dan konsisten dalam mempertahankan tanahnya sendiri. Jangankan di jual sejengkal, untuk ditumpangi sekejap saja pun tidak digubris setiap si Yahudi atau calo-calonya mencoba mencari simpati di awal skenario tadi.

Tapi apa akhirnya …

Yah begitulah… mereka memang licik bersama dengan kecerdikannya.

Sebagian dari bangsa palestina dan arab lain pada waktu itu ada juga yang lengah, apalagi saat kolonial Inggris berhasil menjajah. Pada mulanya istilah numpang. “Bolehkah kami numpang di daerahmu ini sebentaa…aar aja, masalahnya kami dimana-mana diusir dan dipencilkan oleh bangsa lain, apa kalian tidak kasihan dengan kami ?” Katakanlah pada mulanya mereka diberi tumpangan atas dasar belas kasihan. Lama kelamaan mereka bisa membeli, di waktu berikutnya merebut, dan sekarang mereka merasa memiliki. “Ini tanah kami lho“, katanya. “Tuhan memang menghadiahkannya untuk kami“.

Lalu pelan-pelan mereka terus mengatur siasat untuk dapat mengusir sang tuan rumah dari tanahnya sendiri.

Sedari dahulu bangsa Yahudi ini memang begitu. Mereka seperti ditakdirkan untuk menjadi ujian bagi manusia lain di kehidupan ini. Mereka berkali-kali mencoba membunuh utusan Tuhan (seperti kasus Isa as), mengobrak-abrik ajaran para utusan-NYA itu dan selalu menindas manusia lain saat diberi kekuasaan (kekuatan) sedikit saja.

Begitulah seperti halnya yang kita saksikan akhir-akhir ini.

Tuhan seperti memberi kesempatan pada kita untuk menyaksikan dan membuktikan akan kebejatan mereka setelah ada sebagian dari saudara-saudara kita yang tertipu. Tertipu dengan alasan-alasan kemanusiaannya (humanisme), tertipu dengan alasan kesamaannya (pluralisme) dan tertipu dengan logika pemaksaan pembenaran (apologis) yang dirancangnya.

Sebagian memang ada bangsa Yahudi ini yang baik, yang tersadar dari fitrahnya, seperti halnya di zaman rasulullah terdapat sejumlah yahudi yang menjadi muslim.

Tapi Yahudi-Israel yang kita saksikan saat ini benar-benar telah membukakan mata kita sendiri bahwa mereka memang musuh kita yang sebenar nyata.



Kisah Lengkapnya (diambil dari salah satu situs ) :

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan nama Israel. Terutama setiap penyerangan ugal-ugalannya terhadap bangsa palestina. Sebenarnya siapa sih bangsa Israel itu?

Nama Yahudi barangkali diambil dari Yehuda. Yehuda adalah salah seorang putra nabi Yakub (Kejadian 29: 22) yang kemudian hari dijadikan nama salah satu kerajaan Israel yang pecah menjadi dua, setelah Solomon (Sulaiman) meninggal (1 Raja-Raja 12). Sedangkan nama Israel adalah nama yang diberikan Tuhan kepada Yakub, setelah Yakub memenangkan pergulatan melawan Tuhan (Kejadian 32:28). Karena dosa-dosanya yang sudah tidak termaafkan lagi, bangsa Israel ini dihukum oleh Tuhan dengan menghancurkan kerajaan yang mereka miliki (2 Raja-Raja 17:7-23).

Bangsa Yahudi sangat terobsesi oleh kitab suci mereka, bahwa hanya merekalah satu-satunya bangsa yang dipilih oleh Tuhan untuk menguasai dunia ini. Bukankah Tuhan juga yang menyatakan kepada nenek moyang mereka Ibrahim, bahwa dari keturunan Ibrahimlah Tuhan akan menurunkan raja-raja didunia ini. Bagi mereka, keturunan Ibrahim hanyalah anak cucu yang lahir dari Sarah, isteri pertama Ibrahim, sehingga keberadaan Ismael anak sulung Ibrahim dari Hajar, dianggap tidak ada. Atas kecongkakkan dan kesombongan ini, Tuhan murka kepada bani Israel. Beratus-ratus tahun mereka menjadi warga negara kelas kambing yang tertindas di negeri Firaun. Setelah Musa berhasil membawa mereka keluar dari Mesir, bangsa Israel sempat mempunyai kerajaan yang dibangun oleh Daud dan mencapai masa keemasannya ditangan Solomon. Kerajaan yang kemudian pecah menjadi dua karena intrik anak-anak Solomon, lalu menjadi lemah dan akhirnya mereka dijajah oleh Firaun Nekho (2 Raja-Raja 23:31-35). Diusir sebagai orang buangan oleh Nebukadnezar bangsa Babilonia (2 Raja-Raja 25:1-21). Dijajah oleh Romawi. Dimusnahkan oleh Nazi, Jerman. Kesemuanya itu adalah hukuman Tuhan, kepada bangsa yang oleh Yesus (Isa al Masih) disebut sebagai keturunan bangsa ular beludak (Matius 23:33). Hukuman tersebut tidak membuat mereka jera, dan bertobat. Malah menjadikan dendam kesumat dihati bangsa ini untuk melawan Tuhan, Allah Maha Pencipta.

Kecongkakkan mereka dengan menganggap diri sebagai bangsa pilihan Tuhan satu-satunya yang berhak memerintah dunia ini, membuat mereka dengan sombongnya bersumpah, untuk memerangi agama lain selain agama mereka dengan segala cara, persis ketika Iblis bersumpah kepada Tuhan untuk memperdayai anak cucu Adam, sampai dunia kiamat nanti. Tuhanpun memperingatkan ummat Islam, melalui Al-Quran untuk berhati-hati terhadap tipu daya Yahudi ini.

Pegangan mereka adalah kitab Talmud. Yang merupakan kitab setan, karena sangat jauh menyimpang, bahkan mungkin bertolak belakang dengan ajaran Taurat.

Nabi Daud AS, yang juga raja, menaklukkan bukit Zion yang merupakan benteng dari kaum Yabus. Nabi Daud AS tinggal di benteng itu dan diberinya nama: “bandar Daud” (Samuel II 5:7-9)

Sejak itu maka Zion menjadi tempat suci, dikeramatkan orang-orang Yahudi yang mereka percayai bahwa Tuhan tinggal di tempat itu: “Indahkanlah suaramu untuk Tuhan Yang menetap di Zion” (Mazmur 9:11).

Zionisme ialah gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya. Walaupun Nabi Musa AS tidak sampai pernah menginjakkan kaki beliau di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap Nabi Musa AS adalah pemimpin pertama kaum Zionis.

Untuk mencapai cita-citanya, Zionisme membangkitkan fanatisme kebangsaan (keyahudian), keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata “Palestina”, yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama “Israel” untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran. Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu publik, bahwa negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh kaum Zionis. Pada hal dalam hakikatnya secra substansial tidaklah ada perbedaan sama sekali antara Israel dengan Zionisme. Israel sendiri berasal dari dua kata, isra mempunyai arti hamba, dan ell berarti Allah.

Secara substansial protokol Zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta didukung sebagai suatu keputusan jika dikaitkan pada muktamar di Bale, Switzerland, tahun 1897, yang diprakarsai oleh Teodor Herzl.
.

Protokol-protokol itu yang sebagai dokumen rahasia disimpan di tempat rahasia, namun beberapa diantaranya dibocorkan oleh seorang nyonya berkebangsaan Perancis yang beragama Kristen dalam tahun 1901. Dalam perjumpaan nyonya itu dengan seorang pemimpin teras Zionis di rumah rahasia golongan Mesonik di Paris, nyonya itu sempat melihat sebagian dari protokol-protokol itu. Nyonya itu sangat trperanjat setelah membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang disampaikannya kepada Alex Nikola Nivieh, ketua dinas rahasia Kekaisaran Rusia Timur.
Sebagian kecil dari protokol-protokol Zionisme itu akan disampaikan seperti berikut:

1. Manusia terbagi atas dua bagian, yaitu Yahudi dan non-Yahudi yang disebut Joyeem, atau Umami. Jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni. Kaum Umami berasal-usul dari syaithan, dan tujuan penciptan Umami ini untuk berkhidmat kepada kaum Yahudi. Jadi kaum Yahudi merupakan pokok dari anasir kemanusiaan sedangkan kaum Umami adalah sebagai budak Yahudi. Kaum Yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta benda kaum Umami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh menganiaya, boleh membunuh serta memperkosa mereka. Sesungguhnya tabiat asli kaum Yahudi ini bukan hanya ada disebutkan dalam protokol dokumen rahasia Zionis tersebut, melainkan ini adalah warisan turun temurun sejak cucu Nabi Ibrahim AS dari jalur Nabi Ishaq AS ini mulai mengalami dekadensi (baca: busuk ke dalam), yaitu sepeninggal Nabi Sulaiman AS. Ini diungkap dalam Al Quran (transliterasi huruf demi huruf): QALWA LYS ‘ALYNA FY ALAMYN SBYL (S. AL ‘AMRAN, 75), dibaca: qa-lu- laysa ‘alayna- fil ummiyyi-na sabi-l (s. ali ‘imra-n), artinya: mereka berkata tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (3:75).
2. Protokol Zionisme tentang faham jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni, sangatlah menyimpang dari syari’at yang dibawakan oleh Nabi Musa AS. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud dengan almaghdhu-b, artinya yang dimurkai dalam Surah Al Fa-tihah ayat 7.
3. Protokol-protokol Zionisme itu merancang juklatnya dengan menye-barkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu mempublikasikan sekularisme kapitalisme, suatu waktu menebar atheisme komunisme, suatu waktu berse-lubung agnostik sosialisme. Untuk menebarkan pengaruh internasional, protokol-protokol itu antara lain berisikan perencanaan keuangan bagi kerajaan Yahudi Internasional yang menyangkut mata uang, pinjaman-pinjaman, dan bursa. Media surat kabar adalah salah satu kekuatan besar dan melalui jalan ini akan dapat memimpin dunia. Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana kemiskinan daripada ditundukkan oleh undang-undang.

Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa Rusia oleh Prof. Nilus dengan judul ‘PROTOKOLAT ZIONISME’. Dalam kata pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan hura-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu, karena tercuri dari pusat penyim-panannya yang dirahasiakan, dan penyebar-luasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa pembantaian atas orang-orang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka ber-gegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti ; emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka.
.

Mereka menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.

Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.

Hingga kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di Amerika. Kemudian buku itu muncul dicetak di Jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemah-kan ke dalam bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950. Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.

Setelah melalui proses yang amat panjang akhirnya pada 14 Mei 1948 silam, kaum Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri, tercapai. Mereka berhasil melaksanakan “amanat” yang disampaikan Theodore Herzl dalam tulisannya Der Judenstaat (Negara Yahudi) sejak 1896. Tidaklah mengherankan jika di tengah-tengah negara-negara Timur Tengah yang mayoritas menganut agama Islam, ada sekelompok manusia yang berkebudayaan dan bergaya hidup Barat. Mereka adalah para imigran Yahudi yang didatangkan dari berbagai negara di dunia karena mengalami pembantaian oleh penguasa setempat.

Sejak awal Israel sudah tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat pembantaian diderita, maka mereka merasa harus mencari tempat yang aman untuk ditempati. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi Herzl lebih memilih Palestina.

Herzl adalah The Founding Father of Zionism. Dia menggunakan zionisme sebagai kendaraan politiknya dalam merebut Palestina. Kemampuannya dalam melobi para penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di dunia seperti Paus Roma, Kaisar Wilhelm Jerman, Ratu Victoria Inggris, dan Sultan Turki di Istambul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam perebutan wilayah Palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan Yahudi.

Dengan berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, menyebabkan kemarahan besar penduduk Palestina. Gelombang pertama imigrasi Yahudi terjadi pada tahun 1882 hingga 1903. Ketika itu sebanyak 25.000 orang Yahudi berhasil dipindahkan ke Palestina. Mulailah terjadi perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Bentrokan pun tidak dapat dapat dihindari. Kemudian gelombang kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga 1914. Pada masa inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.

Berdasarkan hasil perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras bangsa Palestina.

Aksi Inggris selanjutnya adalah memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. John Norton More dalam bukunya The Arab-Israeli Conflict mengatakan bahwa Deklarasi Balfour telah menina-bobokan penguasa Arab terhadap pengkhiatan Inggris yang menyerahkan Palestina kepada Zionis.

Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina. Saat itu pula menyusul pembubaran gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel.

Apa yang dilakukan Yahudi dalam merebut Palestina tidaklah terlepas dari dukungan Inggris dan Amerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit. Palestina menjadi negara yang tercabik-cabik selama 30 tahun pendudukan Inggris. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina. Penjara-penjara dan kamp-kamp konsentrasi selalu dipadati penduduk Palestina akibat pemberontakan yang mereka lakukan dalam melawan kekejaman Israel.

Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir
.

Akhirnya pada Desember 1987, perjuangan rakyat Palestina terhimpun dalam satu kekuatan setelah sekian lama melakukan perlawanan secara sporadis terhadap Israel. Gerakan Intifadhah telah menyatukan solidaritas rakyat Palestina. Intifadhah merupakan aksi pemberontakan massal yang didukung massa dalam jumlah terbesar sejak tahun 1930-an. Sifat perlawanan ini radikal revolusioner dalam bentuk aksi massal rakyat sipil.

Adanya kehendak kolektif untuk memberontak sudah tidak dapat ditahan lagi. Untuk tetap bertahan dalam skema transformasi masyarakat yang menghindari aksi kekerasan, maka atas prakarsa Syekh Ahmad Yassin dibentuklah HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) pada bulan Januari 1988, sebagai wadah aspirasi rakyat Palestina yang bertujuan mengusir Israel dari Palestina, mendirikan negara Islam Palestina, dan memelihara kesucian Masjid Al-Aqsha. HAMAS merupakan “anak” dari Ikhwanul Muslimin karena para anggotanya berasal dari para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin. Perlawanan terhadap Israel semakin gencar dilakukan dan mengakibatkan kerugian material bagi Israel berupa kehancuran pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi industri dan pertanian, serta penurunan investasi. Kerugian lainnya yaitu hilangnya ketenangan dan rasa aman bangsa Israel.

Tidak ada manipulasi sejarah yang lebih dahsyat dari pada yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina. Kongres Zionis I di Basle merupakan titik balik dari sejarah usaha perampasan tanah Palestina dari bangsa Arab. Namun hebatnya, para perampas ini tidak dianggap sebagai ”perampok” tetapi malahan dipuja sebagai ”pahlawan” dan bangsa Arab yang melawannya dianggap sebagai ”teroris” dan penjahat yang perlu dihancurkan.

Salah satu kunci untuk memahami semua ini ialah karena sejak Kongres I kaum Zionis sudah mengerti kunci perjuangan abad XX yakni: diplomasi, lobi, dan penguasaan media massa. Herzl sebagai seorang wartawan yang berpengalaman dengan tangkas memanfaatkan tiga senjata andal dalam perjuangan politik abad modern ini. Sejak Kongres I, dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati wartawan, dan melancarkan diplomasi ke berbagai negara. Hasilnya sungguh luar biasa. Zionisme lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.

Tokoh-tokoh Yahudi banyak terjun ke media massa, terutama koran dan industri film. Hollywood misalnya didirikan oleh Adolf Zuckjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn-Meyer (MGM). Dengan dominasi yang luar biasa ini, mereka berhasil mengubah bangsa Palestina yang sebenarnya adalah korban kaum Zionis menjadi pihak ”penjahat”.
.

Apakah anda tau siapa yang menguasai kantor-kantor berita seperti Reuter, Assosiated Press, United Press International, surat kabar Times dan jaringan telivisi terkenal dunia serta perusahaan film di Holywood? Semuanya adalah bangsa Yahudi. Reuter didirikan oleh Yahudi Jerman, Julius Paul Reuter yang bernama asli Israel Beer Josaphat. Melalui jaringan informasi dan media komunikasi massa inilah mereka menciptakan image negatif terhadap Islam, seperti Islam Fundamentalis, Islam Teroris, dan lain sebagainya. Demikian gencarnya propaganda ini, sampai-sampai orang Islam sendiri ada yang phobi Islam.

Edward Said, dalam bukunya Blaming The Victims secara jitu mengungkapkan bagaimana media massa Amerika menciptakan gambaran negatif bangsa Palestina. Sekitar 25 persen wartawan di Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hampir tidak ada koran atau TV Amerika terkemuka yang mempunyai wartawan Arab atau Muslim. Kondisi ini berbeda dengan media Eropa yang meskipun dalam jumlah terbatas masih memiliki wartawan Arab atau muslim. Dengan demikian laporan tentang Palestina di media Eropa secara umum lebih ”fair” daripada media Amerika.

Edward Said yang terkenal dengan bukunya Orientalism (Verso 1978), menguraikan apa yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan praktik kaum Orientalis yang sangat nyata. Pertama, sejarah ditulis ulang, yakni Palestina sebelum berdirnya Israel ialah: wilayah tanpa bangsa untuk bangsa yang tidak mempunyai tanah air. Kedua, bangsa Palestina yang menjadi korban dikesankan sebagai bangsa biadab yang jadi penjahat. Ketiga, tanah Palestina hanya bisa makmur setelah kaum Zionis beremigrasi ke sana.

Referensi:
swaramuslim
Hidayatullah Mei 2002